Hai guys, kali ini saya akan berbagi pengetahuan mengenai tokoh-tokoh besar dalam sejarah Ilmu Kimia, simak yuk....
Niels Bohr
(1885-1962)
Teori struktur atom mempunyai seorang bapak. Dia itu Niels Henrik
David Bohr yang lahir tahun 1885 di Kopenhagen. Di tahun 1911 dia raih
gelar doktor fisika dari Universitas Copenhagen. Tak lama sesudah itu
dia pergi ke Cambridge, Inggris. Di situ dia belajar di bawah asuhan
J.J. Thompson, ilmuwan kenamaan yang menemukan elektron. Hanya dalam
beberapa bulan sesudah itu Bohr pindah lagi ke Manchester, belajar
pada Ernest Rutherford yang beberapa tahun sebelumnya menemukan nucleus
(bagian inti) atom. Adalah Rutherford ini yang menegaskan (berbeda
dengan pendapat-pendapat sebelumnya) bahwa atom umumnya kosong, dengan
bagian pokok yang berat pada tengahnya dan elektron di bagian luarnya.
Tak lama sesudah itu Bohr segera mengembangkan teorinya sendiri yang
baru serta radikal tentang struktur atom.
Kertas kerja Bohr yang bagaikan membuai sejarah “On the Constitution
of Atoms and Molecules,” diterbitkan dalam Philosophical Magazine tahun
1933.
Teori Bohr memperkenalkan atom sebagai sejenis miniatur planit
mengitari matahari, dengan elektron-elektron mengelilingi orbitnya
sekitar bagian pokok, tetapi dengan perbedaan yang sangat penting:
bilamana hukum-hukum fisika klasik mengatakan tentang perputaran orbit
dalam segala ukuran, Bohr membuktikan bahwa elektron-elektron dalam
sebuah atom hanya dapat berputar dalam orbitnya dalam ukuran spesifik
tertentu. Atau dalam kalimat rumusan lain: elektron-elektron yang
mengitari bagian pokok berada pada tingkat energi (kulit) tertentu tanpa
menyerap atau memancarkan energi. Elektron dapat berpindah dari
lapisan dalam ke lapisan luar jika menyerap energi. Sebaliknya,
elektron akan berpindah dari lapisan luar ke lapisan lebih dalam dengan
memancarkan energi.
Teori Bohr memperkenalkan perbedaan radikal dengan gagasan teori
klasik fisika. Beberapa ilmuwan yang penuh imajinasi (seperti Einstein)
segera bergegas memuji kertas kerja Bohr sebagai suatu “masterpiece,”
suatu kerja besar; meski begitu, banyak ilmuwan lainnya pada mulanya
menganggap sepi kebenaran teori baru ini. Percobaan yang paling kritis
adalah kemampuan teori Bohr menjelaskan spektrum dari hydrogen atom.
Telah lama diketahui bahwa gas hydrogen jika dipanaskan pada tingkat
kepanasan tinggi, akan mengeluarkan cahaya. Tetapi, cahaya ini tidaklah
mencakup semua warna, tetapi hanya cahaya dari sesuatu frekuensi
tertentu. Nilai terbesar dari teori Bohr tentang atom adalah berangkat
dari hipotesa sederhana tetapi sanggup menjelaskan dengan ketetapan yang
mengagumkan tentang gelombang panjang yang persis dari semua garis
spektral (warna) yang dikeluarkan oleh hidrogen. Lebih jauh dari itu,
teori Bohr memperkirakan adanya garis spektral tambahan, tidak terlihat
pada saat sebelumnya, tetapi kemudian dipastikan oleh para pencoba.
Sebagai tambahan, teori Bohr tentang struktur atom menyuguhkan
penjelasan pertama yang jelas apa sebab atom punya ukuran seperti
adanya. Ditilik dari semua kejadian yang meyakinkan ini, teori Bohr
segera diterima, dan di tahun 1922 Bohr dapat,hadiah Nobel untuk bidang
fisika.
Tahun 1920 lembaga Fisika Teoritis didirikan di Kopenhagen dan Bohr
jadi direkturnya. Di bawah pirnpinannya cepat menarik minat
ilmuwan-ilmuwan muda yang brilian dan segera menjadi pusat penyelidikan
ilmiah dunia.
Tetapi sementara itu teori struktur atom Bohr menghadapi
kesulitan-kesulitan. Masalah terpokok adalah bahwa teori Bohr, meskipun
dengan sempurna menjelaskan kesulitan masa depan atom (misalnya
hidrogen) yang punya satu elektron, tidak dengan persis memperkirakan
spektra dari atom-atom lain. Beberapa ilmuwan, terpukau oleh sukses
luar biasa teori Bohr dalam hal memaparkan atom hidrogen, berharap
dengan jalan menyempurnakan sedikit teori Bohr, mereka dapat juga
menjelaskan spektra atom yang lebih berat. Bohr sendiri merupakan salah
seorang pertama yang menyadari penyempurnaan kecil itu tak akan
menolong, karena itu yang diperlukan adalah perombakan radikal. Tetapi,
bagaimanapun dia mengerahkan segenap akal geniusnya, toh dia tidak
mampu memecahkannya.
Pemecahan akhirnya ditemukan oleh Werner Heisenberg dan lain-lainnya,
mulai tahun 1925. Adalah menarik untuk dicatat di sini, bahwa
Heisenberg –dan umumnya ilmuwan yang mengembangkan teori baru– belajar
di Kopenhagen, yang tak syak lagi telah mengambil manfaat yang besar
dari diskusi-diskusi dengan Bohr dan saling berhubungan satu sama lain.
Bohr sendiri bergegas menuju ide baru itu dan membantu
mengembangkannya. Dia membuat sumbangan penting terhadap teori baru,
dan liwat disuksi-diskusi dan tulisan-tulisan, dia menolong membikin
lebih sistematis.
Tahun 1930-an lebih menunjukkan perhatiannya terhadap permasalahan
bagian pokok struktur atom. Dia mengembangkan model penting “tetesan
cairan” bagian pokok atom. Dia juga mengajukan masalah teori tentang
“kombinasi bagian pokok” dalam reaksi atom untuk dipecahkan. Tambahan
pula, Bohr merupakan orang yang dengan cepat menyatakan bahwa isotop
uranium yang terlibat dalam pembagian nuklir adalah U235. Pernyataan ini
punya makna penting dalam pengembangan berikutnya dari bom atom.
Dalam tahun 1940 balatentara Jerman menduduki Denmark. Ini
menempatkan diri Bohr dalam bahaya, sebagian karena dia punya sikap
anti Nazi sudah tersebar luas, sebagian karena ibunya seorang Yahudi.
Tahun 1943 Bohr lari meninggalkan Denmark yang jadi daerah pendudukan,
menuju Swedia. Dia juga menolong sejumlah besar orang Yahudi Denmark
melarikan diri agar terhindar dari kematian dalam kamar-kamar gas
Hitler. Dari Swedia Bohr lari ke Inggris dan dari sana menyeberang ke
Amerika Serikat. Di negeri ini, selama perang berlangsung, Bohr membantu
membikin bom atom,
Seusai perang, Bohr kembali kampung ke Denmark dan mengepalai
lembaga hingga rohnya melayang tahun 1`562. Dalam tahun-tahun sesudah
perang Bohr berusaha keras –walau tak berhasil– mendorong dunia
internasional agar mengawasi penggunaan energi atom.
Bohr kawin tahun 1912, di sekitar saat-saat dia melakukan kerja besar
di bidang ilmu pengetahuan. Dia punya lima anak, salah seorang bernama
Aage Bohr, memenangkan hadiah Nobel untuk bidang fisika di tahun 1975.
Bohr merupakan orang yang paling disenangi di dunia ilmuwan, bukan
semata-mata karena menghormat ilmunya yang genius, tetapi juga
pribadinya dan karakter serta rasa kemanusiaannya yang mendalam.
Kendati teori orisinal Bohr tentang struktur atom sudah berlalu lima
puluh tahun yang lampau, dia tetap merupakan salah satu dari tokoh besar
di abad ke-20. Ada beberapa alasan mengapa begitu. Pertama, sebagian
dari hal-hal penting teorinya masih tetap dianggap benar. Misalnya,
gagasannya bahwa atom dapat ada hanya pada tingkat energi yang cermat
adalah merupakan bagian tak terpisahkan dari semua teori-teori struktur
atom berikutnya. Hal lainnya lagi, gambaran Bohr tentang atom punya
arti besar buat menemukan sesuatu untuk diri sendiri, meskipun ilmuwan
modern tak menganggap hal itu secara harfiah benar. Yang paling penting
dari semuanya itu, mungkin, adalah gagasan Bohr yang merupakan tenaga
pendorong bagi perkembangan “teori kuantum.” Meskipun beberapa
gagasannya telah kedaluwarsa, namun jelas secara historis
teori-teorinya sudah membuktikan merupakan titik tolak teori modern
tentang atom dan perkembangan berikutnya bidang mekanika kuantum.
John Dalton
(1766-1844)
Dalton dilahirkan tahun 1766 di desa Eaglesfield di Inggris Utara.
Sekolah formalnya berakhir tatkala umurnya cuma baru tujuh tahun, dan
dia hampir sepenuhnya belajar sendiri dalam ilmu pengetahuan. Dia
seorang anak muda yang senantiasa memahami sesuatu lebih dulu dari
rata-rata orang normal, dan ketika umurnya mencapai dua belas tahun dia
sudah jadi guru. Dan dia menjadi guru atau pengajar pribadi hampir
sepanjang hidupnya. Ketika umurnya meningkat lima belas tahun dia
pindah ke kota Kendal, umur dua puluh enam ke Manchester dan menetap di
situ hingga napas penghabisan keluar dari tenggorokannya tahun 1844.
Mungkin perlu diketahui, dia tak pernah kawin.
Dalton menjadi tertarik dengan meteorologi di tahun 1787 tatkala
umurnya dua puluh satu tahun. Enam tahun kemudian dia terbitkan buku
tentang masalah itu. Penyelidikannya tentang udara dan atmosfir
membangkitkan minatnya terhadap kualitas gas secara umum. Dengan
melakukan serentetan percobaan, dia temukan dua hukum yang
mengendalikan perilaku gas. Pertama, yang disuguhkan Dalton tahun
1801, menegaskan bahwa volume yang diisi gas adalah proporsiona1 dengan
suhunya. (Ini umumnya dikenal dengan “hukum Charles” sesudah ilmuwan
Perancis yang menemukannya beberapa tahun sebelum Dalton, tetapi gagal
menerbitkan hasil penyelidikannya). Kedua, juga disuguhkan tahun 1801,
dikenal dengan julukan “hukum Dalton” tentang tekanan bagian per bagian.
Menjelang tahun 1804, Dalton sudah merumuskan dia punya teori atom
dan menyiapkan daftar berat atom. Tetapi, buku utamanya A New System of
Chemical Philosophy baru terbit tahun 1808. Buku ini membuatnya
termasyhur, dan dalam tahun-tahun berikutnya, bunga penghargaan ditabur
orang di atas kepalanya.
Secara kebetulan, Dalton menderita sejenis penyakit buta warna.
Keadaan ini malah membangkitkan keinginan tahunya. Dia pelajari masalah
itu, dan menerbitkan kertas kerja ilmiah tentang buta warna, suatu
topik yang pertama kalinya ditulis orang!
John Dalton-lah ilmuwan Inggris yang di awal abad ke-19 mengedepankan
hipotesa atom ke dalam kancah ilmu pengetahuan. Dengan perbuatan ini,
dia menyuguhkan ide kunci yang memungkinkan kemajuan besar di bidang
kimia sejak saat itu.
Supaya jelas, dia bukanlah orang pertama yang beranggapan bahwa semua
obyek material terdiri dari sejumlah besar partikel yang teramat kecil
dan tak terusakkan yang disebut atom. Pendapat ini sudah pernah
diajukan oleh filosof Yunani kuno, Democritus (360-370 SM?), bahkan
mungkin lebih dini lagi. Hipotesa itu diterima oleh Epicurus (filosof
Yunani lainnya), dan dikedepankan secara brilian oleh penulis Romawi,
Lucretius (meninggal tahun 55 SM), dalam dia punya syair yang masyhur
“De rerum natura” (Tentang hakikat benda).
Teori Democritus (yang tidak diterima oleh Aristoteles) tidak
diacuhkan orang selama Abad Pertengahan, dan punya sedikit pengaruh
terhadap ilmu pengetahuan. Meski begitu, beberapa ilmuwan terkemuka
dari abad ke-17 (termasuk Isaac Newton) mendukung pendapat serupa.
Tetapi, tak ada teori atom dikemukakan ataupun digunakan dalam
penyelidikan ilmiah. Dan lebih penting lagi, tak ada seorang pun yang
melihat adanya hubungan antara spekulasi filosofis tentang atom dengan
hal-hal nyata di bidang kimia.
Itulah keadaannya tatkala Dalton muncul. Dia menyuguhkan “teori
kuantitatif” yang jelas dan jemih yang dapat digunakan dalam penafsiran
percobaan kimia, dan dapat dicoba secara tepat di laboratorium.
Meskipun terminologinya agak sedikit berbeda dengan yang kita gunakan
sekarang, Dalton dengan jelas mengemukakan konsep tentang atom,
molekul, elemen dan campuran kimia. Dia perjelas itu bahwa meski jumlah
total atom di dunia sangat banyak, tetapi jumlah dari pelbagai jenis
yang berbeda agak kecil. (Buku aslinya mencatat 20 elemen atau kelompok
atom; kini sedikit di atas 100 elemen sudah diketahui).
Meskipun perbedaan tipe atom berlainan beratnya, Dalton tetap
berpendapat bahwa tiap dua atom dari kelompok serupa adalah sama dalam
semua kualitasnya, termasuk “mass” (kuantitas material dalam suatu
benda diukur dari daya tahan terhadap perubahan gerak). Dalton
memasukkan di dalam bukunya satu daftar yang mencatat berat relatif
dari pelbagai jenis atom yang berbeda-beda, daftar pertama yang pernah
disiapkan orang dan merupakan kunci tiap teori kuantitatif atom.
Dalton juga menjelaskan dengan gamblang bahwa tiap dua molekul dari
gabungan kimiawi yang sama terdiri dari kombinasi atom serupa.
(Misalnya, tiap molekul “nitrous oxide” (N2O) terdiri dari dua atom
nitrogen dan satu atom oxygen). Dari sini membentuk sesuatu gabungan
kimiawi tertentu –tak peduli bagaimana bisa disiapkan atau di mana
diperoleh– senantiasa terdiri dari elemen yang sama dalam proporsi
berat yang sepenuhnya sama. Ini adalah “hukum proporsi pasti,” yang
telah diketemukan secara eksperimentil oleh Joseph Louis Proust
beberapa tahun lebih dulu.
Begitu meyakinkan cara Dalton menyuguhkan teori ini, sehingga dalam
tempo dua puluh tahun dia sudah diterima oleh mayoritas ilmuwan. Lebih
jauh dari itu, ahli-ahli kimia mengikuti program yang diusulkan oleh
bukunya: tentukan secara persis berat relatif atom; analisa gabungan
kimiawi dari beratnya; tentukan kombinasi yang tepat dari atom yang
membentuk tiap kelompok molekul yang punya kesamaan ciri. Keberhasilan
dari program ini sudah barang tentu luar biasa.
Marie Curie
( 1867-1934 )
Nama asalnya: Maria Sklodowska. Marie Curie lebih masyhur dari
banyak ilmuwan yang saya masukkan dalam daftar seratus tokoh buku ini.
Tetapi, tampak oleh saya, kemasyhurannya tidaklah bertolak dari arti
penting ilmiah yang sudah diperbuatnya, tetapi lebih banyak disebabkan
karena dia seorang wanita. Kariernya menunjukkan, dalam jenis jenis
pekerjaan yang mungkin, seorang wanita sanggup melakukan penyelidikan
ilmiah yang punya kualitas tinggi. Atas dasar ini dia menjadi amat
gemerlapan, sehingga banyak orang yang punya kesan bahwa dialah orang
yang menemukan radioaktif. Tetapi nyatanya radioaktif diketemukan oleh
Antoine Henri Becquerel. Tak perlu dipersoalkan lagi bahwa prioritas
jatuh pada Becquerel, karena baru sesudah Marie Curie membaca laporan
penemuan Becquerel barulah dia dan lakinya, Pierre, yang juga sama-sama
ilmuwan berbakat mulai penyelidikan masalah itu.
Yang sesungguhnya hasil karya Marie Curie yang mengesankan adalah
penemuan dan pemisahan elemen kimia radium. Sebelum ini, dia sudah
menemukan elemen radioaktif lain yang dijulukinya “polonium,” diambil
dari nama negeri asalnya, Polandia. Ini memang betul-betul karya yang
mengagumkan, tetapi tidaklah mempunyai arti penting yang menonjol dalam
teori ilmiah.
Tahun 1903, Marie Curie, Pierre Curie dan Antoine Henri Becquerel
secara bersama-sama peroleh Hadiah Nobel untuk bidang fisika. Dan tahun
1911 Marie Curie dapat lagi Hadiah Nobel, kali ini untuk bidang kimia.
Ini membuatnya orang pertama yang peroleh Hadiah Nobel dua kali.
Menarik untuk dicatat bahwa Marie Curie punya anak-anak kecil tatkala
dia menyelesaikan penyelidikan ilmiah paling pentingnya. Puteri
tertuanya, Irene, juga menjadi ilmuwan yang berhasil gemilang. Irene
kawin dengan pria yang juga ilmuwan berbakat, Jean Frederic Joliot.
Sepasang suami istri itu bersama-sama menemukan radioaktif buatan
(artifisial). Untuk penemuan ini (yang bisa dianggap “keturunan” dari
penemuan radio-aktif alamiah!) menyebabkan Joliot dan Curie membagi
Hadiah Nobel tahun 1935. Puteri kedua Marie Curie, Eve, menjadi musikus
terkenal dan pengarang. Betul-betul sebuah keluarga luar biasa!
Nonya Marie Curie meninggal dunia tahun 1934, kena leukemia. Besar
kemungkinan akibat berulang kali berhadapan dengan benda-benda yang
mengandung radioaktif.
Wilhelm Conrad Rontgen
(1845-1923)
Bisakah pembaca bayangkan andaikata dunia tak punya alat Rontgen?
Nyaris mustahil! Wilhelm Conrad Rontgen si penemu sinar X dilahirkan
tahun 1845 di kota Lennep, Jerman. Dia peroleh gelar doktor tahun 1869
dari Universitas Zurich. Selama sembilan belas tahun sesudah itu,
Rontgen bekerja di pelbagai universitas, dan lambat laun peroleh
reputasi seorang ilmuwan yang jempol. Tahun 1888 dia diangkat jadi
mahaguru bidang fisika dan Direktur Lembaga Fisika Universitas Wurburg.
Di situlah, tahun 1895, Rontgen membuat penemuan yang membuat namanya
kesohor.
Tanggal 8 Nopember 1895 Rontgen lagi bikin percobaan dengan “sinar
cathode.” Sinar cathode terdiri dari arus electron. Arus diprodusir
dengan menggunakan voltase tinggi antara elektrode yang ditempatkan pada
masing-masing ujung tabung gelas yang udaranya hampir dikosongkan
seluruhnya. Sinar cathode sendiri tidak khusus merembes dan sudah distop
oleh beberapa sentimeter udara. Pada peristiwa ini Rontgen sudah
sepenuhnya menutup dia punya tabung sinar cathode dengan kertas hitam
tebal, sehingga biarpun sinar listrik dinyalakan, tak ada cahaya yang
bisa terlihat dari tabung. Tetapi, tatkala Rontgen menyalakan arus
listrik di dalam tabung sinar cathode, dia terperanjat melihat bahwa
cahaya mulai memijar pada layar yang terletak dekat bangku seperti
distimulir oleh sinar lampu. Dia padamkan tabung dan layar (yang
terbungkus oleh barium platino cyanide) cahaya berhenti memijar. Karena
tabung sinar cathode sepenuhnya tertutup, Rontgen segera sadar bahwa
sesuatu bentuk radiasi yang tak kelihatan mesti datang dari tabung
ketika cahaya listrik dinyalakan. Karena ini merupakan hal yang
misterius, dia sebut radiasi yang tampak itu “sinar X.” Adapun “X”
merupakan lambang matematik biasa untuk sesuatu yang tidak diketahui.
Tergiur oleh penemuannya yang kebetulan itu, Rontgen menyisihkan
penyelidikan-penyelidikan lain dan pusatkan perhatian terhadap
penelaahan hal-ihwal yang terkandung dalam “sinar X.” Sesudah beberapa
minggu kerja keras, dia menemukan bukti-bukti lain seperti ini: (1)
sinar X bisa membikin sinar pelbagai benda kimia selain “barium
platinocyanide.” (2) sinar X dapat menerobos melalui pelbagai benda yang
tak tembus oleh cahaya biasa. Khusus Rontgen menemukan bahwa sinar X
dapat menembus langsung dagingnya tetapi berhenti pada tulangnya. Dengan
jalan meletakkan tangannya antara tabung sinar cathode dan layar yang
bersinar, Rontgen dapat melihat di layar bayangan dari tulang
tangannya. (3) sinar X berjalan menurut garis lurus; tidak seperti
partikel bermuatan listrik, sinar X tidak terbelokkan oleh bidang
magnit.
Bulan Desember 1895 Rontgen menulis kertas kerja pertamanya mengenai
sinar X. Laporannya dalam waktu singkat menggugah perhatian dan
kegemparan. Dalam tempo beberapa bulan, beratus ilmuwan melakukan
penyelidikan sinar X, dan dalam tempo setahun sekitar 1000 kertas kerja
diterbitkan tentang masalah itu! Salah seorang ilmuwan yang
penyelidikannya langsung bersandar dari hasil penemuan Rontgen adalah
Antoine Henri Becquerel. Orang ini, meskipun maksud utamanya menyelidiki
sinar X, justru menemukan fenomena penting tentang radioaktivitas.
Secara umum, sinar X bekerja bilamana enerji tinggi elektron mengenai
sasaran. Sinar X itu sendiri tidak mengandung elektron, tetapi
gelombang elektron magnetik. Oleh karena itu pada dasarnya dia serupa
dengan radiasi yang dapat terlihat mata (yaitu gelombang cahaya),
kecuali panjang gelombang sinar X jauh lebih pendek.
Penggunaan sinar X yang paling dikenal –tentu saja– di bidang
pengobatan dan diagnosa gigi. Penggunaan lain adalah di bidang
radioterapi, di mana sinar X digunakan untuk menghancurkan tumor ganas
atau mencegah pertumbuhannya.
Sinar X juga banyak digunakan di pelbagai keperluan industri.
Misalnya, bisa digunakan buat ukur tebal sesuatu benda atau mencari
kerusakan yang tersembunyi. Sinar X juga berfaedah di banyak bidang
penyelidikan ilmiah, mulai dari biologi hingga astronomi. Khususnya,
sinar X menyuguhkan para ilmuwan sejumlah besar informasi yang
berkaitan dengan atom dan struktur molekul.
Kendati begitu, orang janganlah berlebih-lebihan menilai arti penting
Rontgen. Memang benar, penggunaan sinar X membawa banyak manfaat,
tetapi orang tidak bisa berkata dia telah merombak keseluruhan
teknologi kita, seperti halnya penemuan Faraday atas pembuktian elektro
magnetik. Begitu pula orang tidak bisa bilang penemuan sinar X
benar-benar merupakan arti penting yang mendasar dalam teori ilmu
pengetahuan. Sinar ultraviolet (yang panjang gelombangnya lebih pendek
ketimbang cahaya yang tampak oleh mata) telah diketahui orang hampir
seabad sebelumnya. Adanya sinar X –yang punya persamaan dengan
gelombang ultraviolet, kecuali panjang gelombangnya masih lebih pendek–
masih berada dalam kerangka fisika klasik. Di atas segala-galanya,
saya pikir layak menempatkan arti penting Rontgen di bawah Becquerel
yang penemuannya lebih punya makna penting yang mendasar.
Rontgen tak punya anak, karena itu dia dan istrinya mengangkat anak
seorang gadis. Tahun 1901 Rontgen menerima Hadiah Nobel untuk bidang
fisika, yang untuk pertama kalinya diberikan untuk bidang itu. Dia tutup
usia di Munich, Jerman tahun 1923.
Antoine Laurent Lavoisier
(1743-1794)
Ilmuwan Perancis hebat Antoine Laurent Lavoisier merupakan tokoh
terkemuka di bidang perkembangan ilmu kimia. Pada saat kelahirannya di
Paris tahun 1743, ilmu pengetahuan kimia ketinggalan jauh ketimbang
fisika, matematika dan astronomi. Sejumlah besar penemuan yang berdiri
sendiri-sendiri sudah banyak diketemukan oleh para ahli ilmu kimia,
tetapi tak satu pun kerangka teori yang dapat jadi pegangan yang dapat
merangkum informasi yang terpisah-pisah. Pada saat itu tersebar semacam
kepercayaan yang tak meyakinkan bahwa air dan udara merupakan substansi
yang elementer. Lebih buruk lagi, adanya kesalahfahaman mengenai
hakekat daripada api. Kepercayaan yang berkembang saat itu adalah bahwa
semua proses pembakaran benda mengandung substansi duga-dugaan yang
disebut “phlogiston,” dan bahwa selama proses pembakaran, substansi
barang yang terbakar melepaskan phlogiston-nya ke udara.
Dalam jangka waktu antara tahun 1754 – 1774, ahli-ahli kimia berbakat
seperti Joseph Black, Joseph Priestley, Henry Cavendish dan
lain-lainnya telah mengisolir arti penting gas seperti oxygen,
hydrogen, nitrogen dan carbon dioxide. Tetapi, sejak orang-orang ini
menerima teori phlogiston, mereka tidak mau memahami hakikat atau arti
penting substansi kimiawi yang telah mereka ketemukan. Oxygen,
misalnya, dipandang sebagai udara yang semua phlogiston-nya telah
dialihkan. (Sebagaimana diketahui bahwa serpihan kayu lebih sempurna
terbakar dalam oxygen ketimbang dalam udara; mungkin ini akibat udara
lebih mudah menghisap phlogiston dari kayu yang terbaru). Jelas,
kemajuan nyata di bidang kimia tidak bisa terjadi sebelum dasar-dasar
utamanya dapat difahami.
Adapun Lavoisier yang berhasil dan menangani bagian-bagian yang
menjadi teka-teki menjadi satu kesatuan yang dapat dibenarkan dan
menemukan arah yang tepat dalam teori ilmu kimia. Pada tahap pertama,
kata Lavoisier, teori phlogiston sepenuhnya meleset: tidak ada benda
yang namanya phlogiston. Proses pembakaran terdiri dari kombinasi
kimiawi tentang terbakarnya barang dengan oxygen. Kedua, air bukanlah
barang elementer samasekali melainkan satu campuran antara oxygen dan
hydrogen. Udara bukanlah juga substansi elementer melainkan terdiri
terutama dari campuran dua jenis gas, oxygen dan nitrogen. Semua
pernyataan ini kini tampak gamblang sekarang, tetapi belum bisa
ditangkap baik oleh pendahulu-pendahulu Lavoisier maupun rekan
sejamannya. Bahkan sesudah Lavoisier merumuskan teorinya dan mengajukan
kepada kalangan ilmuwan, toh masih banyak juga pemuka-pemuka ahli
kimia yang menolak gagasan teori ini. Tetapi, buku Lavoisier yang
brilian Pokok-pokok Dasar Kimia (1789), begitu terang dan jernihnya
mengedepankan hipotesa ini dan begitu meyakinkan serta mengungguli
pendapat-pendapat lain, barulah ahli-ahli kimia angkatan lebih muda
dengan cepat mempercayainya.
Seraya membuktikan bahwa air dan udara bukanlah unsur kimiawi,
Lavoisier mencantumkan pula dalam bukunya daftar substansi benda-benda
itu yang dianggapnya punya arti mendasar dan bersifat elementer meski
daftarnya mengandung beberapa kekeliruan, daftar unsur kimiawi modern
sekarang ini pada hakekatnya merupakan perluasan dari apa yang sudah
disusun Lavoiser itu.
Lavoiser sudah menyusun skema pertama yang tersusun rapi tentang
sistem kimiawi (bekerja sama dengan Berthollet, Fourcroi dan Guyton de
Morveau). Dalam sistem Lavoisier (yang jadi dasar pegangan hingga
sekarang) komposisi kimia dilukiskan dengan namanya. Untuk pertama
kalinya penerimaan suatu sistem kimia yang seragam dijabarkan sehingga
memungkinkan para ahli kimia di seluruh dunia dapat saling berhubungan
satu sama lain dalam hal penemuan-penemuan mereka.
Lavoisier merupakan orang pertama yang dengan gamblang mengemukakan
prinsip-prinsip penyimpanan jumlah reaksi benda kimia tanpa bentuk
tertentu: yakni reaksi dapat mengatur kembali elemen yang benar dalam
substansi semula tetapi tak ada hal yang terhancurkan dan pada akhir
hasil berada dalam berat yang sama seperti komponen asal. Keyakinan
Lovoisier tentang pentingnya kecermatan menimbang bahan kimiawi
melibatkan reaksi yang mengubah ilmu kimia menjadi ilmu eksakta dan
sekaligus menyiapkan jalan bagi banyak kemajuan-kemajuan di bidang kimia
pada masa-masa sesudahnya.
Lavoisier juga memberi sumbangan dalam bidang penyelidikan geologi,
dan menyumbangkan pula dalam bobot yang meyakinkan di bidang fisiologi.
Dengan percobaan yang teramat hati-hati (bekerja sama dengan Laplace),
dia mampu menunjukkan bahwa proses fisiologi mengenai keringatan atau
bersimbah peluh adalah pada dasarnya sama dengan proses pembakaran
lambat. Dengan kata lain, manusia dan bangsa binatang menimba energi
mereka dari proses pembakaran organik yang perlahan dari dalam, dengan
penggunaan oxygen dalam udara yang dihimpunnya. Penemuan ini saja –yang
mungkin arti pentingnya setara dengan penemuan Harvey tentang
peredaran darah– sudah cukup mendudukkan Lavoisier dalan daftar urutan
buku ini. Tambahan pula, Lavoisier punya makna amat penting berkat
formulasinya tentang teori kimia sebagai titik tolak tak tergoyahkan
bagi sektor pengetahuan kimia pada jalur yang tepat. Dia umumnya
dianggap sebagai “Pendiri ilmu kimia modern”, dan memang dia patut
mendapat julukan itu.
“Daftar Periodik Unsur” modern yang dasarnya merupakan perluasan dari daftar Lavoisier
Seperti halnya beberapa tokoh yang tercantum dalam daftar urutan buku
ini, Lavoisier justru belajar hukum di saat remajanya. Meski dia dapat
gelar sarjana hukum dan diangkat dalam lingkungan ahli hukum namun tak
sekali pun dia pernah mempraktekkan ilmunya, walau memang ada dia
berkecimpung dalam dunia perkantoran administrasi Perancis dan pelayanan
urusan masyarakat. Tetapi yang terutama dia giat di dalam Akademi
Pengetahuan Kerajaan Perancis. Dia juga anggota Ferme Generale, suatu
organisasi yang berkecimpung dalam dunia urusan pajak. Akibatnya,
sesudah Revolusi Perancis 1789, pemerintahan revolusioner teramat
mencurigainya.
Akhirnya dia ditangkap, berbarengan dengan dua puluh tujuh anggota
Ferme Generale. Pengadilan revolusi mungkin tidak terlampau teliti,
tetapi proses pemeriksaan berjalan cepat. Pada suatu hari tanggal 8 Mei
1794 kedua puluh tujuh orang itu diadili, dinyatakan bersalah dan
dipenggal kepalanya dengan guillotine. Lavoisier dapat hidup terus
dengan istrinya yang cerdas yang senantiasa membantunya dalam kerja
penyelidikan.
Pada saat pengadilan, ada permintaan agar kasus Lavoisier dipisahkan,
seraya mengedepankan sejumlah pengabdian yang sudah dilakukannya untuk
masyarakat dan ilmu pengetahuan. Hakim menolak permintaan dengan
komentar ringkas “Republik tak butuh orang-orang genius.” Ahli
matematika besar Langrange dengan ketus dan tepat membela temannya:
“Memang diperlukan waktu sekejap untuk memenggal sebuah kepala, tetapi
tak cukup waktu seratus tahun untuk menempatkan kepala macam itu pada
posisinya semula.”
0 komentar:
Posting Komentar