Ilmu Pengetahuan Alam (Kimia) berkaitan
dengan cara mencari tahu tentang gejala alam secara sistematis, sehingga IPA
(Kimia) bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,
konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses
penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik
untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan
lebih lanjut dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kimia sebagai suatu proses
(alat atau metode) merupakan keterampilan-keterampilan dan
sikap-sikap yang dibutuhkan untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan. Sebagai proses dapat diartikan semua
kegiatan ilmiah untuk menyempurnakan pengetahuan maupun untuk menemukan
pengetahuan baru.
Proses pembelajaran kimia menekankan
pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta
didik mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Salah satu tujuan mata pelajaran Kimia dicapai
oleh peserta didik melalui berbagai pendekatan, antara lain pendekatan induktif
dalam bentuk proses inkuiri ilmiah pada tataran inkuiri terbuka. Proses inkuiri
ilmiah bertujuan menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah
serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting kecakapan hidup.
Memperoleh pengalaman dalam menerapkan
metode ilmiah melalui percobaan atau eksperimen, dimana peserta didik melakukan
pengujian hipotesis dengan merancang percobaan melalui pemasangan instrumen,
pengambilan, pengolahan dan penafsiran data, serta menyampaikan hasil percobaan
secara lisan dan tertulis, merupakan proses ilmiah yang harus dilakukan untuk
memperoleh suatu pengetahuan yang baru bagi peserta didik.
Kimia sebagai proses mengandung pengertian cara berpikir dan bertindak untuk menghadapi atau merespons masalah-masalah yang ada di lingkungan. Jadi,
kimia sebagai proses menyangkut
proses atau cara kerja untuk memperoleh hasil (produk) inilah yang kemudian dikenal sebagai proses ilmiah.
Melalui proses-proses ilmiah akan didapatkan temuan-temuan ilmiah. Ditinjau
dari segi proses, maka kimia memiliki berbagai keterampilan sains, misalnya:
a.
Mengidentifikasi dan menentukan variabel tetap dan
variabel berubah.
b.
Menentukan apa yang diukur dan diamati,
c.
Keterampilan mengamati menggunakan sebanyak mungkin
indera (tidak hanya indera penglihat), mengumpulkan fakta yang relevan, mencari
kesamaan dan perbedaan, mengklasifikasikan,
d.
Keterampilan dalam menafsirkan hasil pengamatan seperti
mencatat secara terpisah setiap jenis pengamatan, dan dapat menghubung-hubungkan
hasil pengamatan.
e.
Keterampilan menemukan suatu pola dalam seri
pengamatan, dan keterampilan dalam mencari kesimpulan hasil pengamatan,
f.
Keterampilan dalam meramalkan apa yang akan terjadi
berdasarkan hasil-hasil pengamatan, dan
g.
Keterampilan menggunakan alat/bahan dan mengapa
alat/bahan itu digunakan. Selain itu adalah keterampilan dalam menerapkan
konsep, baik penerapan konsep dalam situasi baru, menggunakan konsep dalam
pengalaman baru untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi, maupun dalam
menyusun hipotesis.
Keterampilan IPA juga menyangkut
keterampilan dalam berkomunikasi seperti:
a.
Keterampilan menyusun
laporan secara sistematis,
b.
Menjelaskan hasil percobaan atau pengamatan,
c.
Cara mendiskusikan hasil percobaan,
d.
Cara membaca grafik atau tabel, dan
e.
Keterampilan mengajukan
pertanyaan, baik bertanya apa, mengapa dan bagaimana, maupun bertanya untuk
meminta penjelasan serta keterampilan mengajukan pertanyaan yang berlatar belakang hipotesis.
Jika
aspek-aspek proses ilmiah tersebut disusun dalam suatu urutan tertentu dan
digunakan untuk memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi, maka rangkaian
proses ilmiah itu menurut Towle (1989) menjadi suatu metode ilmiah.
Contoh kimia sebagai proses dalam
pembelajaran adalah peserta didik melakukan eksperimen tentang larutan
elektrolit dan larutan non-elektrolit. Peserta didik melakukan pengujian
hipotesis dengan merancang percobaan melalui pemasangan alat uji elektrolit,
persiapan bahan, melakukan eksperimen, kemudian dilakukan pengambilan data,
lalu data yang telah diperoleh tadi diolahan dan dilakukan penafsiran data
untuk memperoleh kesimpulan. Kemudian peserta didik menyampaikan hasil
percobaan secara lisan atau tertulis.
Ini merupakan contoh dari proses kimia untuk mendapatkan pengetahuan
yang baru.